Kontaminasi Ikan Pada Merkuri Meningkat




 (Foto: Thinkstock)
Jakarta, Seafood dan ikan tergolong makanan bergizi tinggi dan banyak direkomendasikan, baik untuk anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Tapi belakangan sejumlah pakar mengingatkan kandungan merkuri pada sejumlah ikan yang meningkat sehingga memberikan implikasi berbahaya bagi kesehatan.



Menurut laporan yang dibuat oleh Biodiversity Research Institute dan kelompok kampanye lingkungan internasional bernama Zero Mercury Working Group, kontaminasi atau pencemaran merkuri pada seafood tak hanya meningkat di berbagai belahan dunia tapi sedikit saja racun logam itu sudah cukup menyebabkan gangguan perkembangan otak atau masalah kesehatan lain bagi orang yang mengonsumsinya.

"Semakin diamati, ternyata kadar racun pada merkurinya semakin tinggi. Bahkan ancaman dari merkuri itu lebih besar dari yang kita bayangkan di masa lalu, meski kadarnya rendah," timpal David Evers dari BRI.

Dengan kata lain studi ini juga mengungkapkan bahwa panduan konsumsi seafood yang aman di AS, Eropa dan beberapa negara lainnya bisa dibilang ketinggalan zaman dan harus di-update.

"Justru tingkat paparan merkuri yang didefinisikan aman oleh sejumlah peraturan pemerintah itu sebenarnya masih memiliki efek samping dan efek ini terbilang signifikan. Bukti-bukti tentang efek samping yang terjadi akibat konsumsi seafood dalam jumlah normal pun sudah ada," tandas peneliti kesehatan lingkungan dan salah satu penulis laporan, Dr. Edward Groth seperti dilansir dari huffingtonpost, Kamis (6/12/2012).

Laporan itu juga menekankan bahwa konsumsi ikan harian dengan kadar merkuri yang tinggi dapat merusak kesehatan anak-anak, termasuk perkembangan janin pada wanita hamil.

Bahkan menurut National Wildlife Foundation merkuri dapat mengubah sistem reproduksi dan sistem saraf makhluk hidup, termasuk manusia. Padahal kelompok ini juga melaporkan polutan berbahaya itu semakin banyak ditemukan di berbagai habitat dan makhluk hidup melebihi perkiraan mereka sebelumnya.

Namun peneliti bersikeras laporan ini tidak dibuat untuk meyakinkan orang-orang agar berhenti makan ikan. Peneliti percaya ikan memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan seseorang.

"Beberapa orang akan berhenti makan ikan karena laporan ini tapi itu sebenarnya ide yang buruk karena ikan bergizi tinggi. Yang penting konsumen harus lebih 'aware' dan pintar-pintar memilih ikan yang akan dikonsumsinya, terutama pilihlah yang rendah merkuri," saran Groth.

Dalam laporan yang sama juga dikatakan 70 persen seafood masih mengandung merkuri dengan kadar yang relatif rendah dan dapat dimakan secara rutin misalnya ikan cod, ikan salmon, ikan herring dan sarden, begitu juga dengan udang. Yang perlu diwaspadai adalah swordfish, ikan tuna dan lobster yang dikatakan memiliki konsentrasi merkuri lebih dari standar aman.



(nvt/nvt)

0 comments:

Post a Comment

Page